TSWpGUA9Tfd6GUO7GprpGSM7Td==

Mahasiswa UNITRI Bantu Desa Ngroto Wujudkan Kemandirian Lewat UMKM dan Pelestarian Lingkungan

Mahasiswa PMT Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang kelompok 32 di Rumah ibu Djuwariyah. (Foto: Istimewa)
Malang- Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dikenal sebagai salah satu desa yang memiliki potensi besar dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Warga desa ini memanfaatkan hasil alam secara optimal untuk dijadikan bahan dasar produksi, terutama dalam sektor pengolahan makanan, minuman, dan produk herbal.

Salah satu contoh UMKM unggulan Desa Ngroto adalah produksi jamu bubuk tradisional. Produk herbal ini diracik dari rempah-rempah dan dedaunan yang diolah secara tradisional sehingga tetap mempertahankan rasa dan khasiatnya. Salah satu pelaku UMKM yang sukses adalah Ibu Djuwaria, yang telah memasarkan produknya ke berbagai daerah seperti Bandung, Bogor, Jakarta, Bali, dan sejumlah kota lainnya.

Proses pembuatan jamu bubuk buatan Ibu Djuwaria memerlukan ketelatenan dan waktu yang tidak singkat. Langkah pertama adalah membersihkan rempah-rempah dengan membuang bagian kulitnya, lalu dibiarkan semalaman agar kering. Selanjutnya, rempah diparut menggunakan alat tradisional demi menjaga rasa dan warna. Setelah itu, bahan dimasak selama kurang lebih delapan jam hingga mengering dan menjadi bubuk siap kemas.
Beberapa produk jamu bubuk milik Ibu Djuwariyah
Produk jamu bubuk ini dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10.000 hingga Rp65.000, tergantung jenis dan ukuran kemasan. Dengan kualitas yang terjaga, produk tersebut berhasil menarik minat konsumen dari berbagai wilayah, termasuk mereka yang mulai beralih ke pengobatan herbal alami.

Kehadiran mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) melalui program Pengabdian Masyarakat Tematik (PMT-3) menjadi angin segar bagi pelaku UMKM Desa Ngroto. Mereka tidak hanya membantu dalam proses produksi, tetapi juga memberikan dukungan pada aspek pemasaran. “Pelaksanaan PMT-3 ini sangat membantu saya, terutama dalam pembuatan desain merek produk dan membuka toko online untuk menjangkau pasar yang lebih luas,” ujar Ibu Djuwaria, 5 Agustus 2025.

Dengan pendampingan mahasiswa, UMKM di Desa Ngroto semakin siap bersaing di era digital. Mereka mulai memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial sebagai sarana promosi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan omzet penjualan sekaligus memperluas jaringan pemasaran ke luar daerah.

Selain itu, mahasiswa UNITRI juga membantu warga desa dalam pengurusan Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT). Hampir seluruh warga pelaku UMKM telah memiliki izin tersebut, yang selama ini difasilitasi oleh aparat desa. P-IRT menjadi salah satu syarat penting agar produk dapat dipasarkan secara legal dan dipercaya konsumen.

Program pemberdayaan yang dijalankan mahasiswa ini tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan. Warga diajak untuk memanfaatkan limbah produksi, seperti sisa rempah, untuk dijadikan pupuk organik. Upaya ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem usaha yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kegiatan ini membuktikan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa mampu menciptakan dampak positif yang nyata. Desa Ngroto kini semakin dekat dengan predikat desa mandiri, di mana warganya tidak hanya memiliki penghasilan tetap, tetapi juga sadar akan pentingnya menjaga lingkungan.

Ke depan, kolaborasi seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut, sehingga UMKM Desa Ngroto dapat berkembang lebih pesat, sekaligus menjadi contoh inspiratif bagi desa-desa lain dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan.

*) Berita ini ditulis sebagai laporan kegiatan Mahasiswa PM-T Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang kelompok 32

0Komentar